Pendekatan Scientific dan Otentik (Musyafi')

Blog Mapenda tema Pendekatan Scientific dan Otentik (Musyafi').
Implementasi KURIKULUM 2013
Oleh:
MUSYAFI’
(PENGAWAS KEMENAG JATIM)

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
Dari KTSP (PP.No.19/2005 menuju PP.No.32 Tahun 2013 {Kurikulum 2013}

Tujuan Pendidikan Nasional (Pasal 3 UU No 20 Sisdiknas Tahun 2003)
Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Langkah-Langkah Pembelajaran
Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.

Keseimbangan antara Sikap, Keterampilan dan Pengetahuan untuk Membangun Soft Skills dan Hard Skills1
Sumber: Marzano (1985), Bruner (1960).

Pembentukan Kompetensi Melalui Pembelajaran dan Pemanfaatannya

cientific approach
Implementasi Kurikulum 2013 menekankan penerapan scientific approach. (Permendikbud No. 65/2013)
Ciri khas dan menjadi kekuatan tersendiri dari keberadaan Kurikulum 2013. adalah menggunakan pendekatan dan metode ilmiah (Helmenstine, 2013) 
Langkah-langkah :
melakukan pengamatan, 
menentukan hipotesis, 
merancang eksperimen untuk menguji hipotesis, 
menguji hipotesis, 
menerima atau menolak hipotesis dan merevisi hipotesis atau 
membuat kesimpulan

Kriteria
1. Materi pembelajaran berbasis pada fakta;
2. Materi pembelajaran Berfikir Logis, 
3. Mendorong  siswa berpikir kritis, 
4. Mendorong  siswa berpikir analistis, 
5. Mendorong  siswa berpikir hipotetik

Langkah-Langkah Pembelajaran
Pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL)
Gradasi antar Satuan Pendidikan memperhatikan;
1. Perkembangan psikologis anak
2. Lingkup dan kedalaman materi
3. Kesinambungan
4. Fungsi satuan pendidikan
5. Lingkungan

Proses yang Mendukung Kreativitas
Kemampuan kreativitas diperoleh melalui:
Observing [mengamati]
Questioning [menanya]
Associating [menalar]
Experimenting [mencoba] 
Networking [Membentuk jejaring]
penilaian berbasis portofolio 
pertanyaan yang tidak memiliki jawaban tunggal, 
memberi nilai bagi jawaban nyeleneh, 
menilai proses pengerjaannya bukan hanya hasilnya, 
penilaian spontanitas/ekspresif, 
dllpenilaian berbasis portofolio 
pertanyaan yang tidak memiliki jawaban tunggal, 
memberi nilai bagi jawaban nyeleneh, 
menilai proses pengerjaannya bukan hanya hasilnya, 
penilaian spontanitas/ekspresif, 
dll

B. Penilaian Aotentik

Pengertian
Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar Peserta Didik 
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan 
Penilaian dapat dilakukan selama pembelajaran berlangsung (penilaian proses) dan setelah pembelajaran usai dilaksanakan (penilaian hasil/produk)

Jadi
Otentik = asli, nyata
Penilaian otentik = penilaian atas kemampuan peserta didik untuk melakukan sesuatu dalam dunia nyata dari apa yang telah diketahuinya.

Prinsip dan Pendekatan Penilaian

SISTEM PENILAIAN KURIKULUM 2013

SISTEM PENILAIAN KURIKULUM 2013

RUANG LINGKUP PENILAIAN

BENTUK HASIL BELAJAR : tidak otentik vs otentik

PENILAIAN TIDAK OTENTIK VS OTENTIK

KARAKTERISTIK
1. Unjuk kerja nyata / otentik (bukan unjuk kerja semu)
2. Penilaian proses dan hasil (bukan penilaian hasil akhir saja)
3. Meliput semua ranah (kognitif, afektif dan psikomotorik)
4. Menggunakan beragam teknik penilaian

PENILAIAN OTENTIK DAN TIDAK

MAKNA PENILAIAN HASIL
Penilaian hasil dengan membandingkan hasil akhir saja bersifat tidak adil dan tidak bermakna. 
Penilaian hasil hanya adil dan bermakna kalau kondisi siswa sebelum pembelajaran sama, mengikuti pembelajaran, lalu dibandingkan hasilnya setelah mengikuti pembelajaran.
Kenyataannya, kondisi awal siswa sebelum mengikuti pembelajaran tidak pernah sama.

PENILAIAN HASIL (AKHIR)
Seandainya bisa kondisi input sama, maka hasil akhir dapat dibandingkan, sebab siswa yang memiliki hasil akhir lebih tinggi berarti membuat perubahan yang lebih banyak.
Kenyataannya, kondisi input tidak pernah sama.
Jika input tidak sama, membandingkan siswa dengan siswa yang lain tidak memiliki makna apapun untuk menjelaskan prestasi belajar.
Jika input tidak sama, lebih bermakna membandingkan siswa dengan dirinya sendiri sebelumnya.

MAKNA PENILAIAN PROSES
Pada penilaian proses, siswa tidak bersaing dengan siswa yang lain, tapi siswa bersaing dengan dirinya sendiri sebelumnya.
Penilaian proses mengembangkan semangat kerja sama (bukan semangat bersaing). Tiap-tiap siswa akan bekerja sama untuk dapat mengalahkan diri-diri mereka sendiri sebelumnya.

PENILAIAN PROSES DAN HASIL
Siswa 1 adalah siswa dengan ranking tertinggi, padahal tidak mengalami perubahan apapun antara sebelum dengan sesudah pembelajaran.
Siswa 2 adalah siswa dengan ranking terendah walaupun telah belajar keras sehingga membuat perubahan yang besar. Hal itu disebabkan karena penilaian hanya menghargai hasil dan mengabaikan proses.
Penilaian yang hanya melihat hasil akhir adalah tidak adil dan tidak memiliki makna apapun, sebab siswa memiliki kondisi awalnya sudah berbeda

PENILAIAN PROSES DAN HASIL
Sekolah 1 adalah sekolah dengan ranking tertinggi, padahal tidak membuat perubahan apapun antara sebelum dengan sesudah pembelajaran.
Sekolah 2 adalah sekolah dengan ranking terendah walaupun telah belajar keras sehingga membuat perubahan yang besar. Hal itu disebabkan karena penilaian hanya menghargai hasil dan mengabaikan proses.
Penilaian yang hanya melihat hasil akhir adalah tidak adil dan tidak memiliki makna apapun, sebab sekolah memiliki kondisi awalnya sudah berbeda

C. Penilaian otentik MELIPUT SEMUA RANAH

Tujuan Pendidikan Nasional (Pasal 3 UU No 20 Sisdiknas Tahun 2003)
Mendorong berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

RANAH HASIL BELAJAR

Baca Selengkapnya » Pendekatan Scientific dan Otentik (Musyafi')